Senin, 27 April 2020

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu

Mantan KA UPTD
Perkembangan individu disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau keturunan dan faktor lingkungan antara individu yang satu dengan yang lain menyebabkan perbedaan yang disebut dengan istilah individual differences. Masing-masing individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam ranah perkembangan fisik, intelektual ; kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosialnya yang terlihat dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Dalam melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari bahwa masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.

Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan terus menerus sepanjang hidup individu yang bersangkutan. Perkembangan ini merupakan perpaduan faktor dari dalam diri individu itu dan faktor dari luar (lingkungan).  Kedua faktor ini berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yang disebut dengan istilah individual differences. Masing-masing individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari.

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis

1. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa pembuahan sel telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam struktur genetik inilah yang memprogramkan tumbuhnya sel tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi (Atkinson, 1991). Potensi genetik inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh dan berkembang.

Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor penyimpangan yaitu dari segi fisik, seperti keadaan gizi yang buruk pada ibu hamil, serta zat-zat kimia dapat merugikan janin. Dari segi psikologis, pembentukan sel-sel tubuh juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis selama kehamilan. Emosi Ibu yang tidak stabil atau stres yang berat dapat menumbuhkan kelainan pada janin, seperti penyakit dan cacat fisik maupun psikologis. Untuk lebih rinci dapat dicermati penjelasan berikut ini;

1) Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu. Walaupun perkembangan otak tidak sepesat masa bayi, namun otak terus tumbuh pada masa awal individu-individu. Pada usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dari otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 9/10 otak orang dewasa atau sekitar 90 % berat otak orang dewasa. 

Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf di daerah otak. Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, akan menyumbang besar bagi perkembangan kognitif individu (Santrock, 1995). Pemberian gizi yang baik tidak hanya ditentukan pada saat setelah kelahiran saja, namun sejak janin tumbuh di dalam kandungan. 

Pascakelahiran dimulai dari pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang sangat baik bagi individu karena sesuai dengan keadaan tubuh bayi pada saat itu. Adapun kebutuhan gizi yang diperlukan adalah masukan kalori dan protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin, zat besi, yodium dan kalsium. 
  • Kalori didapatkan dari karbohidrat sebagai sumber energi untuk pembakaran sel-sel tubuh yang menunjang gerakan motorik dan aktivitas berfikir. 
  • Protein diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel tubuh serta menggantikan zat-zat tubuh yang sudah aus dan membuat hormon-hormon pertumbuhan. Berbagai macam protein ini haruslah disajikan secara bervariasi pada individu sehingga dapat saling melengkapi. 
  • Vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, yaitu proses perubahan bahan makanan menjadi energi, menjaga daya tahan tubuh dari infeksi dan penyakit. Sumber vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam sayuran dan buah-buahan
  • Zat yang paling berperan langsung pada daya pikir adalah zat besi dan yodium. Zat besi banyak terdapat dalam daging berwarna merah, hati dan sayuran berwarna tua.
  • Yodium berfungsi untuk kerja kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin yang mengontrol laju metabolisme. Kekurangan yodium ini dapat mengakibatkan merosotnya IQ dan keterbelakangan mental. Yodium ini banyak terdapat pada makanan yang berasal dari laut dan garam. 
  • Kalsium yang digunakan untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaran impuls syaraf di otak dan kerja jantung. Kalsium ini bisa didapat dari susu, keju, ikan laut, ayam dan brokoli (Boediarti dalam Izzaty, 2004)

2) Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
  • Pengaruh genetik karena adanya kelainan berupa penyimpangan kromosom. Salah satu penyimpangan kromosom disebut dengan down syndrome. Penyimpangan ini disebabkan adanya kelainan pada kromosom ke-21 berjumlah tiga dari yang seharusnya berjumlah dua. Individu yang menderita down syndrome ini memiliki ekspresi muka yang khas, yang biasanya diikuti oleh keterbelakangan dalam perkembangan (Monks, 1998)
  • Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung. Seperti yang diungkapkan oleh Mussen (1994) mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi dapat menyebabkan berat lahir rendah, menderita kecacatan atau keabnormalan pada otak sehingga mengakibatkan retardasi mental, kurangnya kekebalan tubuh sehingga cepat terserang penyakit radang paru-paru dan bronkitis, serta cacat tubuh.
  • Obat-obatan dan alk*h*l. Kandungan zat kimia pada obat dan alkh*h*l pada orangtua akan menghasilkan sp*rm* dan sel telur yang tidak sehat. Selain itu kelainan jantung, retardasi mental, serta fungsi tubuh yang tidak optimal dapat menjadi akibat dari obat dan alk*h*l.
  • Radiasi. Mussen (1994) mengatakan bahwa sumber potensial kecacatan pada bayi adalah radiasi sinar X yang dialami ibu selama kehamilan, baik itu untuk pengobatan penyakit ibu seperti kanker, tumor, atau diagnosis penyakit lain. Bahaya terbesar dari radiasi sinar X adalah cacat bentuk tubuh antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan.
  • Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan. Beberapa penyakit yang dianggap berbahaya dapat mempengaruhi kondisi janin adalah penyakit citomegalovirus, rubela (campak jerman), hepatitis, cacar air, sipilis, serta toksoplasma. Beberapa penyakit yang dapat timbul adalah cacat tubuh, cacat jantung, ketulian, kebutaan, serta retardasi mental.
  • Keadaan Emosi pada Ibu. Keadaan emosi itu sangat memperngaruhi perkembangan janin. Ketika ibu merasakan marah, tertekan, takut, dan cemas yang tinggi akan mengaktifkan sistem autonomik ibu yang selanjutnya melepaskan zat kimia seperti asetilkolin dan epnefin ke dalam aliran darah. Dengan berubahnya komposisi darah, zat baru diteruskan melewati plasenta, sehingga menghasilkan perubahan dan sistem peredaran janin. Perubahan inilah yang dapat menganggu janin.
2. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Seperti yang diuraikan sebelumnya, bahwa ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf , kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Faktor luar yang mempengaruhi perkembangan individu antara lain lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.
 Perkembangan individu disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Individu
1. Lingkungan Fisik;
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu. Sementara itu kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan geografis yang sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari informasi, sulit dijangkau, serta rawan akan bencana alam, selain dapat mempengaruhi tekanan psikis juga mempengaruhi faktor kesehatan karena pengobatan yang sulit didapatkan.

Menurut teori stres lingkungan (Sarwono, 1992), ada dua elemen dasar yang menyebabkan manusia bertingkah laku terhadap lingkungannya. Elemen pertama adalah stresor dan elemen kedua adalah stres itu sendiri. Stresor adalah elemen lingkungan yang merangsang individu seperti kebisingan, suhu udara, dan kepadatan, ataupun lingkungan rumah yang tidak sehat. Sementara stres diartikan sebagai ketegangan atau tekanan jiwa yang merupakan akibat dari hubungan antara stresor dengan reaksi yang ditimbulkan dalam diri individu.

2. Lingkungan Non fisik
Faktor Non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Adapun beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik ini adalah ;

1.) Faktor Psikososial
Ada beberapa hal yang termasuk faktor psikososial yaitu stimulasi, motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orang tua:

a) Stimulasi
Individu yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan individu yang tidak mendapatkan banyak stimulasi. Individu akan berkembang pola-pola berfikir, merasakan sesuatu, dan bertingkah laku, bila banyak diberi stimulasi yang berupa dorongan dan kesempatan dari lingkungan disekitarnya. Sebagai contoh, individu yang sejak dini diajarkan bagaimana memecahkan permasalahannya akan lebih mudah menyelesaikan masalah lain karena adanya pengalaman belajar.

b) Motivasi dalam mempelajari sesuatu
Motivasi yang ditimbulkan dari sejak usia awal akan memberikan hasil yang berbeda pada individu dalam menguasai sesuatu. Dorongan yang bersifat membangun daya fikir dan daya cipta individu, akan membuat individu termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Pemberian kesempatan pada individupun dalam mengeksplorasi sesuatu merupakan salah satu cara dalam memotivasi individu belajar. Individu dimotivasi utnuk menjelajah, meneliti, berkarya atau memegang sesuatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya merupakan hal yang dibutuhkan individu.

c) Pola asuh dan kasih sayang dari orang tua
Individu sangat memerlukan kasih sayang, perlindungan, rasa aman, sikap dan perlakuan yang adil dari orangtua. Pola asuh orang tua sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara individu dan orangtua. Bagaimana individu terbentuk tentunya didapat dari pembiasaan-pembiasaan yang terjadi pada situasi rumah. Hal inilah yang terkadang mendasari individu untuk mengembangkan dirinya. Individu yang mendapat gaya pengasuhan otoriter yang bercirikan semua diatur oleh orangtua individu tersebut akan menjadi individu yang selalu bergantung serta memiliki daya kreativitas yang rendah karena adanya pembatasan-pembatasan dalam berfikir dan berperilaku. Sebaliknya individu yang selalu mendapatkan kebebasan berperilaku semaunya akan mengembangkan sikap dan perilaku yang sulit memahami dan menerima keadaan yang berbeda dengan dirinya.

Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami. Banyak para pendidik dan orang tua yang belum memahami perkembangan-perkembangan individu. Sehingga masih ada pendidik dan orang tua yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan individu. Secara umum perkembangan individu selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Referensi :
  1. Elvi Yuliani Rochmah. 2005, Psikologi perkembangan,Yogyakarta: Teras.
  2. Hurlock Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta; Erlangga