Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Manusia sebagai penduduk di bumi, pertumbuhannya dapat mempengaruhi lingkungan. Manusia sebagai makhluk yang dikarunia akal dan pikiran oleh Tuhan, hendaknya senantiasa mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkan oleh Tuhan dengan cara selalu menjaga lingkungan. Apabila lingkungan sekitar terjaga maka kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya dapat terpenuhi. Seperti diketahui bahwa pada saat ini jumlah penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Setiap 10 tahun sekali pemerintah menyelenggarakan cacah jiwa atau sensus penduduk. Cacah jiwa atau sensus penduduk merupakan cara pengumpulan data melalui pencatatan penduduk. Program ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia dari waktu ke waktu. Sensus penduduk yang dilakukan di Indonesia terakhir kali adalah pada tahun 2010. Ternyata jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
1. Kelahiran (Natalitas)
Angka kelahiran atau sering disebut dengan Natalitas diartikan sebagai jumlah kelahiran hidup untuk setiap 1000 penduduk dalam waktu 1 tahun, juga disebut angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate atau CBR) Agar dapat mengetahui jumlah kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun maka perlu dilakukan penghitungan angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Angka kelahiran = | Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun | x 1.000 |
Jumlah Penduduk |
Misalnya berdasarakan sensus 2010 di Jabar terdapat jumlah penduduk 25 juta jiwa dan banyaknya bayi yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Maka angka kelahiran di Jawa Barat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Angka kelahiran = | Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun | x 1.000 |
Jumlah Penduduk |
Angka kelahiran = | 500.000 | x 1.000 | = 20 (sedang) |
25.000.000 |
Setelah melakukan penghitungan angka kelahiran, selanjutnya hasilnya dicocokkan dengan acuan penggolongan angka kelahiran berikut ini.
- Apabila angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20 (<20), maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong rendah.
- Apabila angka kelahiran menunjukkan angka antara 20–30, maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong sedang.
- Apabila angka kelahiran menunjukkan angka lebih dari 30 (>30), maka angka kelahiran di wilayah tersebut tergolong tinggi.
Kematian adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan jumlah penduduk. Angka kematian k asar (Crude Death Rate atau CDR) adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian per 1000 penduduk setiap tahun. Angka kematian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Angka kelahiran = | Jumlah penduduk meninggal dalam 1 tahun | x 1.000 |
Jumlah Penduduk |
Misalnya berdasarakan sensus 2010 Jumlah penduduk Jawa Tengah 39 juta jiwa dan banyaknya kematian dalam setahun adalah 130.000 jiwa. Maka angka kematian kasar di Jawa Tengah selama satu tahun dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Angka kematian = | Jumlah kematian dalam 1 tahun | x 1.000 |
Jumlah Penduduk |
Angka kematian = | 130.000 | x 1.000 | = 0,33 (rendah) |
39.000.000 |
Setelah melakukan penghitungan angka kematian, cocokkan hasilnya dengan acuan penggolongan angka kematian sebagai berikut.
- Apabila angka kematian menunjukkan angka kurang dari 14 (<14), maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong rendah.
- Apabila angka kematian menunjukkan angka antara 14 – 18, maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong sedang.
- Apabila angka kematian menunjukkan angka lebih dari 18 (>18), maka angka kematian di wilayah tersebut tergolong tinggi.
Contoh Soal :
Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Malang adalah 820.243 jiwa. Jumlah bayi yang lahir di Kota Malang adalah 1.271 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal adalah 1.020 jiwa. Tergolong apakah tingkat kelahiran dan kematian penduduk di Kota Malang?
Angka kelahiran = | 1.271 | x 1.000 | = 1,55 (rendah) |
820.243 |
Angka kematian = | 1.020 | x 1.000 | = 1,24 (rendah) |
820.243 |
Perpindahan Penduduk (Migrasi)
Proses perpindahan penduduk akan menyebabkan jumlah penduduk di suatu wilayah bertambah dan berkurang. Berdasarkan ruang gerak atau jangkauannya, migrasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Migrasi internasional
Migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dan negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu sebagai berikut.
- Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari negara lain ke dalam suatu negara. Contohnya, orang-orang Thailand, Hong Kong, Bangladesh, dan Malaysia yang datang ke Indonesia untuk bekerja.
- Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam satu negara ke negara lain. Contohnya, penduduk Indonesia yang pergi ke Timur Tengah dan Malaysia untuk bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).
- Remigrasi atau repatriasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara kembali ke negaranya sendiri. Contohnya, penduduk Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, ataupun mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Mesir kembali ke tanah air.
Migrasi Nasional
Migrasi nasional yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
- Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
- Transmigrasi adalah perpidahan penduduk dari salah satu pulau untuk menetap di pulau lain dalam wilayah negara.
- Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
- Migrasi musiman adalah perpindahan penduduk yang terjadi pada musim-musim tertentu. Contohnya, pada musim panen di suatu daerah, banyak penduduk daerah lain yang datang untuk membantu dalam proses panen tersebut.
- Migrasi sirkuler adalah perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan. Contohnya, seorang penduduk Kota Bogor yang bekerja di Jakarta dan tinggal sementara di Jakarta. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu secara teratur pulang ke tempat tinggalnya di Bogor karena semua keluarganya tinggal di Bogor.
No. | Penjelasan | Jenis Migrasi |
---|---|---|
1. | Pada Tahun 2005 Beni dan keluarganya tinggal di Kota Bandung. Kemudian, pada tahun 2010 ia dan keluarganya pindah ke Kota Makassar karena ayahnya dipindahtugaskan ke kota tersebut.
|
|
2. | Pada awalnya Siti dan keluarganya tinggal di Desa Sukamaju. Kemudian ia dan keluarganya pindah dari de sa tersebut dan tinggal di Jakarta. Migrasi apa yang dilakukan Siti dan keluarganya? | Urbanisasi |