Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah Indonesia. Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil oleh penjajah. Kedatangan bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia yang diteruskan dengan penjajahan, mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia di berbagai daerah.
1 Peran Daerah dalam Perjuangan Kemerdekaan
Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka dipimpin oleh Pati unus dan menyerang
Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan. Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain.
Perlawanan rakyat di Sumatra Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Perlawanan di
daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional 1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi perjuangan dengan mengutamakan organisasi dan bersifat nasional. Pada saat perjuangan ini berdirilah organisasi perjuangan di beberapa daerah seperti Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis, Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Berbagai peristiwa sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan peristiwa perjuangan yang lainnya.
Sekilas Pahlawan Nasional
2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI Saat Ini
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas. Sebagai negara kepulauan maka wilayah lautan lebih luas dibandingkan luas daratan. Tanah kita dikenal dengan tanah yang subur. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, juga memberikan penghidupan bagi berbagai satwa.
Keadaan dan Potensi Wilayah Kabupaten/Kota
Kekayaan alam dan potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia sesungguhnya merupakan kekayaan dan potensi seluruh bangsa Indonesia sehingga tidak hanya miliki daerah yang bersangkutan. Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa , ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Pengakuan dan penghormatan negara kepada daerah dengan penyelenggaraan otonomi daerah merupakan kesepakatan pembentuk konstitusi sebagaimana diatur dalam pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal-pasal tersebut merupakan penegasan kembali mengenai bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peran daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain sebagai berikut.
1 Peran Daerah dalam Perjuangan Kemerdekaan
Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka dipimpin oleh Pati unus dan menyerang
Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan. Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain.
Perlawanan rakyat di Sumatra Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Perlawanan di
daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional 1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi perjuangan dengan mengutamakan organisasi dan bersifat nasional. Pada saat perjuangan ini berdirilah organisasi perjuangan di beberapa daerah seperti Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis, Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Berbagai peristiwa sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan peristiwa perjuangan yang lainnya.
Sekilas Pahlawan Nasional
No | Pahlawan Nasional | Uraian |
---|---|---|
1. | Cut Nyak Dhien | Lahir di daerah Lampadang, wilayah Kerajaan Aceh, pada tahun 1848 dan meninggal dunia di Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 6 November 1908, disemanyamkan di Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang. Merupakan seorang Pahlawan wanita Nasional Indonesia yang berasal dari wilayah Aceh yang ikut berjuang dalam melawan penjajah Belanda pada waktu Perang di Aceh. |
2. | Pangeran Antasari | Pangeran Antasari merupakan Sultan Banjar yang dinobatkan Pada 14 Maret 1862 untuk memimpin pemerintahan tertinggi pada Kesultanan Banjar yang memperoleh gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Perjuangan dilakukan Pangeran Antasari beserta tiga ratus prajurit menyerbu pertambangan batu bara yang dimiliki Belanda di Pengaron pada tanggal 25 April 1859. Setelah berjuang terus menerus di tengah-tengah rakyat tanpa mengenal menyerah, Pangeran Antasari kemudian meninggal di tengah-tengah pasukannya pada 11 Oktober 1862. |
3. | Ir. Soekarno | Ir. Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901.Beliau merupakan Presiden pertama republik Indonesia. Beliau sangat berperan penting dalam usaha memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing. Ia merupakan Proklamator Kemerdekaan bangsa Indonesia, bersama dengan wakilnya Mohammad Hatta. Soekarno merupakan seorang yang pertama kali menggagas konsep dasar mengenai Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara Indonesia dan beliau sendiri yang memberikan nama Pancasila. |
4. | I Gusti Ngurah Rai | I Gusti Ngurah Rai dilahirkan di daerah Desa Carangsari, Petang, di Kabupaten Badung, Bali. Beliau merupakan seorang pahlawan yang terkenal karena mempunyai pasukan yang dinamai "TOKRING" KOTOK GARING yang melakukan pertempuran/perang terakhir yang diketahi dengan nama perang Puputan Margarana. Marga merupakan sebuah desa di wilayah ibukota kecamatan di daerah pelosok Kabupaten Tabanan, wilayah Provinsi Bali). |
5. | Ki Hajar Dewantara | Beliau memiliki nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat setelah itu sejak tahun 1922 berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara, dilahirkan di Provinsi Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Bansa Indonesia, kolumnis, politisi, dan pemrakarsa pendidikan bagi para kaum pribumi di Indonesia. Beliau merupakan seorang pendiri Perguruan Taman Siswa, ialah suatu lembaga pendidikan yang pada masa itu untuk memberikan kesempatan bagi para orang - orang pribumi jelata untuk dapat mendapatkan hak pendidikan yang sama seperti halnya para priyayi ataupun orang-orang kolonial Belanda. |
2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI Saat Ini
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas. Sebagai negara kepulauan maka wilayah lautan lebih luas dibandingkan luas daratan. Tanah kita dikenal dengan tanah yang subur. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, juga memberikan penghidupan bagi berbagai satwa.
Keadaan dan Potensi Wilayah Kabupaten/Kota
No | Aspek | Uraian |
---|---|---|
1. | Luas dan letak wilayah | Luas : 1.329,02 km² Koordinat: 7°25'26.85"S - 109°13'48.59"T 7°25′26.85″LS,109°13′48.59″T Batas-batas
|
2. | Jumlah penduduk | 1.578.129 jiwa (2013) Kepadatan : 1.187,44 jiwa/km² |
3. | Kekayaan alam | Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400 M dan masih aktif. |
4. | Keadaan alam | Keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan. |
5. | Potensi unggulan daerah |
|
Kekayaan alam dan potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia sesungguhnya merupakan kekayaan dan potensi seluruh bangsa Indonesia sehingga tidak hanya miliki daerah yang bersangkutan. Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa , ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Pengakuan dan penghormatan negara kepada daerah dengan penyelenggaraan otonomi daerah merupakan kesepakatan pembentuk konstitusi sebagaimana diatur dalam pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal-pasal tersebut merupakan penegasan kembali mengenai bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peran daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Mempertahankan bentuk dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana ketentuan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, ”Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat.
- Memajukan bangsa melalui inovasi dan kreativitas aparatur sipil negara di daerah.
- Melaksanakan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, kesempatan dan kualitas pelayanan publik, dan daya saing daerah.
- Mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis.