Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Sarana dan prasarana transportasi berperan sangat penting dalam mendistribusikan barang dan jasa termasuk mobilitas manusia. Salah satu prasarana transportasi yang sangat penting dikembangkan adalah jalan, baik jalan raya maupun jalan kereta api. Keberadaan dan kualitas jalan yang baik akan sangat mendukung upaya percepatan pembangunan dan menarik minat investor dari luar untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk mendukung arus pergerakan manusia dan barang. Tanpa jalan, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat akan terhambat. Menurut statusnya, jalan dikelompokkan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota.
Pada tahun 2012, total panjang jaringan jalan yang ada di Indonesia mencapai 501.969 km, terdiri atas jalan nasional sepanjang 38.570 km, jalan provinsi sepanjang 409.757 km dan jalan kabupaten/kota sepanjang 501.969 km (BPS, 2012). Pertumbuhan kendaraan yang tinggi melampaui pembangunan jalan berdampak pada kemacetan di sejumlah daerah perkotaan. Beberapa kota besar di Indonesia menghadapi masalah kemacetan, di antaranya Jakarta dan Bandung.
Sebagai negara maritim, transportasi laut sangat penting untuk dikembangkan. Keunggulan transportasi laut adalah kemampuannya mengangkut barang dan manusia dalam jumlah besar. Oleh karena itu, ketersediaan pelabuhan menjadi prasarana yang mesti tersedia. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 2.400 pelabuhan berskala internasional, nasional, regional, dan lokal. Namun, pelabuhan di Indonesia kedalamannya hanya sekitar 6 meter sehingga kapal-kapal berukuran besar sulit berlabuh. Singapura dan Malaysia umumnya memiliki pelabuhan dengan kedalaman sekitar 14 meter. Beberapa nama pelabuhan yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Sarana tranportasi laut memiliki kelemahan berupa lamanya waktu perjalanan. Penggunaan alat transportasi darat juga tidak mungkin karena sebagian besar pulau jaraknya berjauhan. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan alat transportasi pesawat untuk menjangkau pulau-pulau dengan cepat. Beruntung Indonesia memiliki industri pembuatan pesawat yaitu IPTN di Bandung, yang mampu menyediakan kebutuhan pesawat untuk keperluan tranportasi di Indonesia.
Bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Sedangkan bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Beberapa nama Bandara Internasional di Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar-ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional, dan jalan tol.
- Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
- Jalan kabupaten/kota merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antaribu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten/kota.
Pada tahun 2012, total panjang jaringan jalan yang ada di Indonesia mencapai 501.969 km, terdiri atas jalan nasional sepanjang 38.570 km, jalan provinsi sepanjang 409.757 km dan jalan kabupaten/kota sepanjang 501.969 km (BPS, 2012). Pertumbuhan kendaraan yang tinggi melampaui pembangunan jalan berdampak pada kemacetan di sejumlah daerah perkotaan. Beberapa kota besar di Indonesia menghadapi masalah kemacetan, di antaranya Jakarta dan Bandung.
Selain jalan, Indonesia juga memiliki jalan kereta api. Jalan kereta api di Indonesia telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda tahun 1864. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalur kereta api di Indonesia mencapai 6.811 km. Pada tahun 1950, panjang jalan kereta api berkurang, diperkirakan dibongkar Jepang untuk dibawa ke Burma. Sampai dengan tahun 2008, panjang rel kereta api mencapai 4.813.000 km dengan jumlah gerbong mencapai 5.120 unit. Jumlah lokomotif pada tahun 2008 mencapai 341 unit. Umumnya, lokomotif kereta api di Indonesia sudah tua, bahkan PT KAI kesulitan memperoleh suku cadangnya karena sudah tidak diproduksi lagi. Jumlah penumpang yang terlayani pada tahun 2013 mencapai 216.010.000 orang (BPS, 2013).
Sarana dan prasarana yang tak kalah penting di Indonesia adalah pelabuhan. Dilihat dari lingkup pelayarannya, pelabuhan dapat di kelompokkan menjadi pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal.
- Pelabuhan internasional, pelabuhan yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah besar dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
- Pelabuhan nasional, pelabuhan yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah menengah.
- Pelabuhan regional, pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara nasional.
- Pelabuhan lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.
Sebagai negara maritim, transportasi laut sangat penting untuk dikembangkan. Keunggulan transportasi laut adalah kemampuannya mengangkut barang dan manusia dalam jumlah besar. Oleh karena itu, ketersediaan pelabuhan menjadi prasarana yang mesti tersedia. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 2.400 pelabuhan berskala internasional, nasional, regional, dan lokal. Namun, pelabuhan di Indonesia kedalamannya hanya sekitar 6 meter sehingga kapal-kapal berukuran besar sulit berlabuh. Singapura dan Malaysia umumnya memiliki pelabuhan dengan kedalaman sekitar 14 meter. Beberapa nama pelabuhan yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Provinsi | Nama Kota | Nama Pelabuhan |
---|---|---|
Sulawesi Selatan | Makasar | Sukarno-Hatta |
Sumatera Utara | Medan | Belawan |
Jakarta | Jakarta | Tanjung Priok |
Jawa Timur | Surabaya | Tanjung Perak |
Banten | Serang | Merak |
Lampung | Lampung Selatan | Bakaheuni |
Sarana tranportasi laut memiliki kelemahan berupa lamanya waktu perjalanan. Penggunaan alat transportasi darat juga tidak mungkin karena sebagian besar pulau jaraknya berjauhan. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan alat transportasi pesawat untuk menjangkau pulau-pulau dengan cepat. Beruntung Indonesia memiliki industri pembuatan pesawat yaitu IPTN di Bandung, yang mampu menyediakan kebutuhan pesawat untuk keperluan tranportasi di Indonesia.
Bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya. Sedangkan bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Beberapa nama Bandara Internasional di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Pulau | Nama Bandara |
---|---|
Sumatera | Hang Nadim-Batam, Sultan Iskandar Muda-Banda Aceh, Kuala Namu-Deli Serdang, Silangit-Siborong-borong, Malikus Saleh-Lhokseumawe, Japura-Rengat, Cut Nyak Dhien Nagan Raya-Nagan Raya, Minangkabau-Kota Padang, Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru, Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang, Raja Haji Fisabilillah-Tanjungpinang, dan Radin Inten II Lampung Selatan-Lampung Selatan |
Jawa | Husein Sastranegara-Bandung, Halim Perdanakusuma-Jakarta, Soekarno-Hatta-Tangerang, Adi Sucipto-Yogyakarta, Adisumarmo-Solo, Achmad Yani-Semarang, Juanda-Surabaya, Notohadinegoro-Jember, Blimbingsari-Banyuwangi |
Bali dan Nusa Tenggara | Ngurah Rai-Denpasar, Lombok-Lombok Tengah, El Tari-Kupang, Sultan Muhammad Kaharuddin III-Sumbawa Besar |
Kalimantan | Supadio-Pontianak, Melalan-Sendawar-Kabupaten Kutai Barat, Tjilik Riwut-Palangka Raya, Temindung-Samarinda, Juwata-Tarakan, Kalimarau-Berau, Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Balikpapan, Warukin-Tabalong, Syamsuddin Noor-Banjarbaru, Beringin-Muara Teweh |
Sulawesi | Mutiara Sis Aljufri-Palu, Sam Ratulangi-Manado, Sultan Hasanuddin-Makassar, Haluoleo-Kendari, Syukuran Aminuddin Amir-Luwuk, Jalaluddin-Gorontalo, Matahora-Wangi-wangi, Maranggo-Pulau Tomia |
Papua | Yos Sudarso-Nabire (mulai 4 Oktober 2014), Sentani-Jayapura, Frans Kaisiepo-Biak (mulai 4 Oktober 2014), Iskak-Oksibil (mulai 4 Oktober 2014), Tanah Merah-Tanah Merah (mulai 4 Oktober 2014) |