Selasa, 28 April 2020

Kebudayaan Suku Bangsa Bugis- Budaya Lokal Indonesia

Mantan KA UPTD
Perlu diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki pluralitas tinggi. Keberagaman suku, bahasa, agama, ras, maupun golongan justru dapat menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia. Potensi budaya yang besar tersebut merupakan sumber kekayaan budaya nasional.
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Pada setiap masyarakat daerah mengembangkan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang dikembangkan di daerah-daerah dinamakan kebudayaan lokal. Berikut ini adalah salah satu kebudayaan lokal yang berkembang di Indonesia yakni “Kebudayaan Suku Bangsa Bugis.”
 Perlu diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki pluralitas tinggi Kebudayaan Suku Bangsa Bugis- Budaya Lokal Indonesia
Kebudayaan Suku Bangsa Bugis
a. Sistem Kepercayaan/Religi
Masyarakat Bugis banyak tinggal di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka penganut Islam yang taat. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut;
  • Patoto-e ; dewa penentu nasib.
  • Dewata Seuwa-e ; dewa tunggal.
  • Turie a’rana ; kehendak tertinggi.
Masyarakat Bugis menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) itu didasarkan atas 5 unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat & sakral), yakni;
  • Ade (‘ada dalam bahasa Makassar)
  • Bicara
  • Rapang
  • Wari’
  • Sara’
b. Sistem Kekerabatan
Perkawinan yang ideal di Makassar sebagai berikut;
  • Assialang Marola adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu baik dari pihak ayah/ibu.
  • Assialanna Memang adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua baik dari pihak ayah/ ibu.
Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan anak dengan ayah/ibu & menantu dengan mertua. Kegiatan-kegiatan sebelum dilaksanakannya perkawinan, meliputi;
  • Mappuce-puce ; meminang gadis
  • Massuro ; menentukan tanggal pernikahan
  • Maddupa ; mengundang dalam pesta perkawinan
c. Sistem Politik
Masyarakat Bugis Makassar kebanyakan mendiami Kabupaten Maros & Pangkajene. Mereka tinggal di sebuah kampung yang terdiri atas 10 – 20 buah rumah. Kampung pusat ditandai dengan pohon beringin besar yang dianggap keramat & dipimpin oleh kepala kampung disebut matowa. Gabungan kampung disebut wanua sama dengan kecamatan.
Lapisan masyarakat Bugis Makassar sebelum kolonial Belanda adalah;
  • ana’ karung (yakni lapisan kaum kerabat raja)
  • to-maradeka (yakni lapisan orang merdeka)
  • ata (yakni lapisan budak)
d. Sistem Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Bugis-Makassar yakni pertanian, pelayaran, & perdagangan. Masyarakat Bugis Makassar juga telah mewarisi hukum niaga. Mereka berlayar kemudian berdagang di pulau-pulau di Indonesia & juga membuat kerajinan rumah tangga seperti; tenunan sarung.

e. Sistem Kesenian
Rumah adat suku bangsa Bugis Makassar berupa panggung yang terdiri atas 3 bagian;
  • Kalle balla ; untuk tamu, tidur, & makan
  • Pammakkang ; untuk menyimpan pusaka
  • Passiringang ; untuk menyimpan alat pertanian
f. Pakaian adat
Pakaian adat khas wanita Bugis Makassar adalah baju bodo. Baju bodo berupa kain sarung yang berwarna merah hati, biru, & hijau.

Demikianlah ulasan mengenai Kebudayaan Suku Bangsa Bugis, yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas disini. Semoga bermanfaat & sampai jumpa!!!
*Rajinlah belajar, demi Bangsa dan Negaramu!!! Semoga anda sukses!!!